Dia Disana, Sedang Menghamba

Rasa bergetar ketika bersama suami, muncul lagi setelah sekian lama hilang.
Rasa cinta, nyaman, dan rasa seperti pertama kali bertemu, kembali hadir di hari ini.
Aku ingin selalu berada di dekat beliau.

Kini, pukul 00.39, beliau belum ada di sampingku di ranjang ini. Setelah lama menyusui Zayd hingga ia tertidur, aku pun ikut tertidur pula. Terbangun dari lelapku, beliau belum ada di sisi. Kemana beliau? Apakah lagi-lagi tertidur di luar dan tak akan tidur di kamar?

Aku keluar kamar. Mencari sosok pujaan yang seharusnya sudah memelukku sedari tadi dalam tidurku. Pandangan mataku mengitari ruang dapur, tak ada beliau. Berjalan ke arah lorong menuju ruang tengah, perlahan, dan...

belum sampai di ujung lorong, rolling door ruang tengah terbuka. Di sana, mataku tertuju pada seorang hamba yang sedang sujud kepada Rabbnya. Aku tertegun. Hatiku terenyuh. Beliau memilih menghadap Rabbnya di saat seharusnya aku terbangun dalam pelukannya.

Sujudnya lama.
Ia berdoa memohon kepada Rabb yang tak pernah tidur.

Buru-buru aku kembali ke kamar.
Hatiku bersemi. Hatiku tenang dan nyaman.
Dia lah pujaan hati, pendamping hidup, pemimpin yang bijak, kekasih yang dicintai.
Dia lah yang Allah tetapkan menjadi sosok yang berhak atasku seluruhnya.

Semoga Allah menjaganya, memberkahinya, dan memberinya keistiqomahan hingga akhir hayatnya.

Aku mencintainya dengan iman dan takwa,

Allahumma baarik fiihi..


Ditulis 00.46
13 Juni 2025

Komentar