Bersyukur untuk yang Sedikit

Ketika ngerasa udah bener-bener di titik sulit untuk bangkit, setelah minta pertolongan sama Allah, aku coba hubungi sahabat-sahabatku, menceritakan kondisi diri yang bener-bener futur parah, jauh sekali dari kata baik-baik aja. 

Kala itu, sahabatku, Mel hafizahallahu ta'ala, memberikan nasihat,

"Gapapa Ghina, ketika kita lagi futur, kita ga perlu idealis ke diri kita, karena hati kita lagi sakit maka wajar staminanya kurang. Alhamdulilah Allah masih kasih taufik kamu untuk tilawah, karena Al-Quran itu obatnya, jangan sampai ditinggalin 100% hanya karena kita sanggupnya cuma 20%. 

Ketika futur kita cuman bisa kuat 20% maka tetap berusaha lakuin, insyaAllah pasti Allah kasih taufik.. 

Kaidahnya kata al-Ustadz Nuzul hafizhahullah: usaha dulu baru nanti Allah kasih hidayah"

Lalu, dengan terpuruknya aku dan sangat putus asa, aku merasa bahwa justru yang sedikit itu, made me felt so worse. It was like, "just it? just it???"

Dan dengan sabarnya, sahabatku menasihati lagi,

"Itu bisa jadi karena kita gak bersyukur dengan yang sedikit itu, Ghin. Kaidahnya, Allah tambah kalau kita bersyukur. Syukurin aja dulu, dan Allah akan bantu biar bertambah (amalannya), biidznillah".


Sejak saat itu, aku bener-bener berusaha menepis sikap meremehkan terhadap sekecil apapun yang aku lakuin. Walau sulit. Karena mungkin aku maunya yang banyak. Padahal, parameternya bukan banyaknya amalan, tapi diterima atau engga amalan tersebut, kan? Ini yang harus diubah mindset-nya.


Seperti nasihat yang selalu disampaikan oleh Ustadzaty Cahlina hafizhahallahu ta'ala, ahsanallahu ilayhaa, beliau selalu bilang untuk terus rutin dalam menghafal dan murajaah Al-Quran, walau hanya sedikit, karena yang sedikit namun rutin lah yang Allah cintai. Jadi, berusaha untuk istiqomah dengan sebuah amalan. Kuncinya adalah istiqomah. Memang sulit, tapi, tugas kita terus minta pertolongan kepada Allah dan berusaha melakukannya secara kontinyu.

Aku selalu khawatir ketika mau setoran hafalan karena 'mandek' / stagnan di ayat itu-itu aja, atau karena nambah sangat sedikit, tapi ustadzaty selalu bilang "Iya, gak apa-apa Ghina, alhamdulillah". Beliau memuji Allah, padahal harusnya aku yang bersyukur sama Allah, karena Allah masih kasih aku kesempatan untuk menambah hafalan walau sedikit.


Aku jadi paham, kenapa Allah subhanahu wa ta'ala bilang dalam Al-Quran, 

وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
(Saba' : 13)

Karena memang kita ini sulit sekali bersyukur, sangat sangat sulit, illa man rahima rabbuk..







pict: https://natureymoments.com/

Komentar