Antara Keinginan dan Beban Tanggung Jawab


Semalam, aku menghubungi salah satu pihak admin program belajar. Tertarik sekali ingin mengikuti. Alhamdulillah, atas kemudahan dari Allah, seluruh program yang ada, digratiskan. Setelah menghubungi admin terkait, beliau memaparkan pelajaran yang akan diberikan di program tersebut. Jujur, makin tertarik. Banget.

Tapi, setelah bertanya banyak hal, sampai lah bertanya tentang "jika boleh tau, untuk jadwal pembelajaran hari apa dan jam berapa ya?", pihak admin jawab, "setiap hari senin - ahad, 13.00-14.30". Aku tertegun. Belum berniat membalas pesannya. Bingung. Harus jawab apa ya..

Singkat cerita, aku coba konsultasikan dengan Ustadzah ku. Aku menjelaskan secara detail semuanya, dengan point inti, "ghina ingin sekali ikut, tapi mempertimbangkan dengan skripsi yang harus diselesaikan hingga bulan Juli nanti". Dengan tegas dan langsung pada intinya, beliau menjawab, "Ghina fokus selesaikan skripsi". Alhamdulillah, mungkin memang aku belum dibukakan pintu kebaikan oleh Allah untuk belajar di program tersebut.

Dan masyaAllah.. persoalan ini jadi hal utama yang memotivasi aku untuk bisa segera menyelesaikan skripsi. Harus segera selesai, harus konsisten dengan waktu dan jadwal perskripsian. Padahal sebelumnya, masih ada rasa malas untuk berkutat dengan perskripsian. Belum ada trigger besar yang jadi pemecut diri untuk semangat skripsian.

alhamdulillah alaa kulli hal..


Pentingnya memahami skala prioritas. Saat ini, prioritas aku bukan belajar di program tersebut. Terlebih lagi, jika Allah izinkan, masih bisa mendaftar program setelah selesai skripsi. Sedangkan, jika memaksa ikut lalu melalaikan skripsi, banyak sekali hal yang aku lalaikan, pada hakikatnya. Amanah orang tua, amanah sebagai mahasiswi, dan akan mengecewakan banyak pihak nantinya.

Pentingnya bertanya ke ahli ilmu juga. Terkadang kita melihat sesuatu secara subjektif, tapi ahli ilmu melihat secara objektif. Mana yang penting, mana yang bisa di-pending. Dan, selagi masih ada di atas jalan ilmu, insyaAllah masih aman. Yang salah adalah, terkadang diri ini terlalu terburu-buru menggarap ilmu, tanpa memerhatikan kondisi urgent. Padahal tau, diri ini gak mampu mengemban banyak tugas yang gak ringan.

Pentingnya meminta petunjuk kepada Allah, dalam setiap keputusan.

Komentar