Sayup-sayup Suara

Aku suka malam. Tengah malam. Dimana dunia terasa sepi. Setidaknya aku bisa menenangkan sedikit pikiranku. Memanfaatkan waktu malam untuk banyak hal. Walau lelah dirasa, tapi rasanya tenang dan tentram. Aku bisa menulis. Merasakan jemariku berkutat di atas kertas. Aku bisa membaca. Memaknai kata demi kata yang tertuang di tiap lembarnya. Aku bisa merenung, bahkan memutar kembali memori beberapa tahun silam.

Berbaring, menatap langit-langit kamar. Berharap bisa menembus hingga terlihat langit malam dengan kelap-kelip bintang. Dunia sangat sepi. Seperti aku yang hidup seorang diri. Menikmati kesendirian tanpa bising suara. Sekali-kali kembali membuka lembaran buku dan tenggelam dalam diksi-diksinya. Ah, menenangkan..

Tapi,

ada sayup-sayup suara terdengar. Dari arah luar. Mungkin dari kamar depan. Atau kamar sebelah?
Aku diam. Semakin diam. Dahiku mengernyit, menerka-nerka suaranya. Telingaku seakan berjalan menelusuri sumbernya. 

oh, hatiku bergetar. Di tengah malam, ada yang terjaga. Lantunan indah dari firman terindah. Suaranya merdu. Ada yang sedang menikmati, khalwatnya dengan sang Rabbi.


Asrama, hujroh tsalitsah.

Komentar